Bagaimana Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner?

0
71
Photo by Wildpixel from Canva
- Advertisement -

Cintajamu.id – Penyakit arteri koroner atau yang dikenal sebagai penyakit jantung koroner ini bisa dibilang dapat menyerang siapa saja. Penyakit jantung koroner merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika adanya penyumbatan parsial aliran darah ke jantung. Penyumbatan ini disebabkan oleh penumpukan lemak (aterosklerosis) yang mengakibatkan jantung tidak mendapatkan suplai darah dan oksigen yang dibutuhkan.

Di beberapa negara maju, penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian paling utama. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2019, sekitar 17,9 juta penduduk di dunia yang meninggal dunia akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), diantaranya akibat penyakit jantung koroner. Di Indonesia lebih dari 2 juta orang mengalami penyakit kardiovaskular pada tahun 2018.

Gejala Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner jika hal ini dibiarkan begitu saja, akan menyebabkan gagal jantung. Keluhan yang kemungkinan diderita oleh seseorang yang terkena penyakit jantung koroner antara lain:

    • Nyeri bagian dada, pada umumnya nyeri akan terasa berat saat beraktivitas dan membaik saat beristirahat
    • Sesak nafas
    • Tubuh mudah lelah
    • Keringat dingin
    • Nyeri dapat menjalar ke lengan, punggung, dan rahang
    • Sensasi seperti rasa terbakar menjalas di dada

Apakah Kita Bisa Deteksi Penyakit Jantung?

Deteksi dini untuk mengetahui apakah seseorang berpotensi mengalami serangan jantung koroner bisa dilakukan melalui pemeriksaan di Laboratorium yang tersedia di Klinik atau Rumah Sakit. Dengan dilakukannya pemeriksaan, maka akan diketahui apakah kondisi tubuh seseorang sehat atau memiliki potensi terkena serangan jantung.

Pemeriksaan deteksi dini sebaiknya dilakukan oleh seseorang yang memiliki faktor risiko terkena penyakit jantung koroner, seperti memiliki Hipertensi atau Diabetes. Selain itu, deteksi dini penyakit jantung juga sangat dianjurkan pada orang-orang yang usianya di atas 40 tahun.

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Faktor risiko paling umum yang sering terjadi pada seseorang yang mengalami penyakit jantung koroner yaitu:

    • Usia

Faktor pertama yang sangat berpengaruh mengalami penyakit jantung koroner adalah usia. Semakin bertambahnya usia, maka semakin besar kemungkinan terjadinya penumpukan plak pada dinding pembuluh darah.  Gejala yang akan muncul yaitu sakit pada area dada (angina), mengalami sesak napas, mengalami kecemasan, jantung berdetak kencang dan merasa gelisah.

    • Jenis Kelamin

Perlu diketahui, pria memiliki risiko penyakit jantung koroner lebih rendah daripada wanita, hal ini karena hormon estrogen yang bersifat protektif terhadap aterosklerosis. Setelah menopause, resiko pada wanita akan meningkat karena jumlah hormon estrogen mulai menurun.

    • Kebiasaan Merokok

Merokok merupakan faktor risiko terkuat pada kasus kematian jantung mendadak pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Selain itu, paparan asap rokok juga meningkatkan risiko penyakit jantung bagi mereka yang bukan perokok.

    • Tekanan Darah Tinggi

Kekuatan otot jantung yang tidak normal dan menyebabkan jantung tidak berfungsi secara normal terjadi karena beban kerja jantung meningkat sehingga otot jantung menebal dan menjadi kaku. Pada kondisi ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke, serangan jantung gagal jantung kongestif, dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi yang juga hadir bersamaan dengan merokok, obesitas, kadar kolesterol dalam darah tinggi atau diabetes, risiko serangan jantung semakin meningkat.

    • Obesitas

Seseorang yang memiliki lemak tubuh berlebih terutama pada bagian pinggang lebih berpotensi mengembangkan penyakit jantung dan stroke. Sebagai solusi untuk mengatasinya, cobalah untuk mengubah gaya hidup untuk menurunkan berat badan karena ini dapat membantu mengurangi faktor risiko penyakit jantung yang signifikan seperti risiko pengembangan diabetes tipe 2, glukosa darah, dan trigliserida (salah satu jenis lemak uang mengalir di dalam darah).

    • Riwayat Keluarga

Siapa sangka riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung berpotensi menyebabkan seorang anak terkena penyakit jantung. Hal ini dikarenakan adanya faktor genetika yang mempengaruhi risiko penyakit jantung dalam banyak cara. Gen mengendalikan setiap aspek dalam sistem kardiovaskular, mulai dari kekuatan pembuluh darah hingga sel dalam jantung.

Namun tidak semua anak atau keturunan mengalami risiko penyakit jantung. Tapi dikarenakan adanya faktor eksternal yang berpengaruh, maka akan menyebabkan risiko itu meningkat.

Jaga selalu kesehatan tubuh dengan rutin periksa ke dokter. Jalani juga pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai risiko penyakit.

Baca Juga:

Sumber:
- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here